KajianPustaka
Widget html #1, model pembelajaran creative problem solving (cps).
Model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu metode pembelajaran yang pemusatannya tertuju pada keterampilan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasian gagasan-gagasan kreatif. Siswa tidak hanya diajarkan cara menghafal tanpa berpikir, namun dituntut untuk memilih dan mengembangkan suatu tanggapan untuk memperluas proses berpikir.
![Model Pembelajaran Creative Problem Solving Model Pembelajaran Creative Problem Solving](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfC_Eit7iUF9XJaa6f7GnBg8L6oXh3g4b_bdNR3Nqno3k0LZZICmaMdYRK2uyx2cRAPM2R3i01-vEjKn6ZfRDaN5zGTICjPyJtpGNuYUDv8rU82YjnzqgVs2Y_vA12XG1AEeX9_pDkjXA/s16000/Model+Pembelajaran+Creative+Problem+Solving.jpg)
Creative problem solving merupakan teknik pembelajaran dalam penyelesaian suatu permasalahan berkaitan dengan pemecahan masalah yang melalui teknik sistematik dan mengorganisasikan gagasan kreatif. Melalui model pembelajaran creative problem solving, siswa dapat memilih dan mengembangkan ide dan pemikirannya. Munculnya solusi kreatif sebagai upaya pemecahan masalah akan menumbuhkan kepercayaan diri, keberanian menyampaikan pendapat, berpikir devergen, dan fleksibel dalam upaya pemecahan masalah.
Creative problem solving dibangun atas tiga macam komponen, yaitu; ketekunan, masalah dan tantangan. Komponen tersebut dapat diimplementasikan secara sistematik dengan berbagai komponen pembelajaran. Model pembelajaran creative problem solving berusaha mengembangkan pemikiran divergen, berusaha mencapai berbagai alternatif dalam memecahkan suatu masalah.
Berikut definisi dan pengertian model pembelajaran creative problem solving dari beberapa sumber buku:
- Menurut Shoimin (2014), creative problem solving adalah model pembelajaran yang pemusatannya pada pengajaran dan keterampilan dalam memecahkan masalah. Ketika dihadapkan dengan suatu pernyataan, siswa dapat melakukan keterampilan dalam memecahkan masalah untuk memilih dan mengembangkan tanggapannya. Tidak hanya dengan cara menghafal tanpa berpikir, keterampilan memecahkan masalah dapat memperluas proses berpikir.
- Menurut Baharudin (2010), creative problem solving adalah variasi dari pembelajaran dengan pemecahan masalah melalui teknik sistematik dalam mengorganisasikan gagasan kreatif untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
- Menurut Cahyono (2009), creative problem solving adalah suatu metode pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan ketrampilan memecahkan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan.
![](http://writinghelp.site/777/templates/cheerup2/res/banner1.gif)
Karakteristik Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut:
- Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan.
- Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan memodifikasi gagasan tentang strategi pemecahan masalah.
- Menemukan solusi, yaitu proses evaluasi sebagai puncak pemecahan masalah.
Menurut Menurut Suryosubroto (2009), karakteristik dari model pembelajaran creative problem solving adalah sebagai berikut:
- Melatih siswa untuk berpikir divergen dalam memecahkan masalah dengan berbagai cara, mampu memberikan berbagai alternatif pemecahan atas sebuah masalah dan kemampuan mengemukakan berbagai gagasan baru, dengan cara-cara baru yang jarang dilakukan oleh orang lain.
- Peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator dan dinamisator belajar bagi peserta didik.
Tujuan Metode Creative Problem Solving
Menurut Shoimin (2014), melalui model pembelajaran creative problem solving siswa diharapkan mampu:
- Menyatakan urutan langkah-langkah pemecahan masalah dalam creative problem solving.
- Menemukan kemungkinan-kemungkinan strategi pembelajaran.
- Mengevaluasi dan menyeleksi kemungkinan-kemungkinan tersebut kaitannya dengan kriteria-kriteria yang ada.
- Memilih suatu pilihan solusi yang optimal.
- Mengembangkan suatu rencana dalam mengimplementasikan strategi pemecahan masalah.
- Mengartikulasikan bagaimana creative problem solving dapat digunakan dalam berbagai bidang/situasi.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Menurut Huda (2013), sintak atau tahapan proses dalam model pembelajaran Creative Problem Solving menurut model Osborn-Parnes dikenal dengan istilah OFPISA, yaitu Objective, Finding, Fact Finding, Idea Finding, Solution Finding, dan Acceptence Finding. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Objective Finding
Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan atau sasaran yang bisa digunakan untuk kerja kreatif mereka. Sepanjang proses ini siswa diharapkan bisa membuat suatu konsensus tentang sasaran yang hendak dicapai kelompoknya.
b. Fact Finding
Siswa membrainstroming semua fakta yang mungkin berkaitan dengan sasaran tersebut. Guru mendaftar setiap perspektif yang dihasilkan oleh siswa. Guru memberi waktu kepada siswa untuk berefleksi tentang fakta-fakta apa saja yang menurut mereka paling relevan dengan sasaran dan solusi permasalahan.
c. Problem Finding
Salah satu aspek terpenting dari kreativitas adalah mendefinisikan kembali perihal permasalahan agar siswa bisa lebih dekat dengan masalah sehingga memungkinkannya untuk menemukan solusi yang lebih jelas. Salah satu teknik yang bisa digunakan adalah membrainstroming beragam cara yang mungkin dilakukan untuk semakin memperjelas sebuah masalah.
d. Idea Finding
Pada langkah ini, gagasan-gagasan siswa didaftar agar siswa bisa melihat kemungkinan menjadi solusi atas situasi permasalahan. Ini merupakan langkah brainstorming yang sangat penting. Setiap usaha siswa harus diapresiasi sedemikian rupa dengan penulisan setiap gagasan, tidak peduli seberapa relevan gagasan tersebut akan menjadi solusi. Setelah gagasan-gagasan terkumpul, cobalah meluangkan beberapa saat untuk menyortir mana gagasan yang potensial dan yang tidak potensial sebagai solusi. Tekniknya adalah evaluasi cepat atas gagasan-gagasan tersebut untuk menghasilkan hasil sortir gagasan yang sekiranya bisa menjadi pertimbangan solusi lebih lanjut.
e. Solution Finding
Pada tahap ini, gagasan-gagasan yang memiliki potensi terbesar dievaluasi bersama. Salah satu caranya adalah dengan membrainstroming kriteria-kriteria yang dapat menentukan seperti apa solusi yang terbaik itu seharusnya. Kriteria ini dievaluasi hingga ia menghasilkan penilaian yang final atas gagasan yang pantas menjadi solusi atas situasi permasalahan.
f. Acceptance Finding
Pada tahap ini, siswa mulai mempertimbangkan isu-isu nyata dengan cara berpikir yang sudah mulai berubah. Siswa diharapkan sudah memiliki cara baru untuk menyelesaikan berbagai masalah secara kreatif. Gagasan-gagasan mereka diharapkan sudah bisa digunakan tidak hanya untuk menyelesaikan masalah, tetapi juga untuk mencapai kesuksesan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Setiap model pembelajaran pada umumnya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing begitu juga dengan model pembelajaran creative problem solving. Menurut Istarani dan Ridwan (2014), kelebihan dan kekurangan creative problem solving adalah sebagai berikut:
a. Kelebihan
Kelebihan atau keunggulan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Berpikir dan bertindak kreatif.
- Dapat membuat pendidikan sekolah lebih baik relevan dengan kehidupan, khususnya dunia kerja.
- Memecahkan masalah yang dihadapi secara realistis.
- Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tepat.
- Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.
- Mengidentifikasikan dan melakukan penyelidikan.
- Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
- Memilih fakta aktual sebagai dasar dan landasan untuk membahas pembelajaran.
- Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas kognitif tinggi, kritis, komunikasi-interaksi, sharing keterbukaan, dan sosialisasi.
- Menumbuhkan rasa kebersamaan siswa melalui diskusi akhir dari pemecahan masalah.
b. Kekurangan
Kekurangan atau kelemahan model pembelajaran creative problem solving yaitu:
- Memerlukan waktu yang lebih banyak dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.
- Beberapa pokok bahasan sangat sulit dalam menerapkan sebuah metode pembelajaran ini. Sehingga menyebabkan siswa sulit untuk melihat, mengamati, dan menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut.
- Sulit mencari masalah yang benar-benar aktual dalam pembelajaran.
- Adanya masalah yang tidak relevan dengan materi pembelajaran.
- Menentukan suatu masalah yang tingkat kesulitannya sesuai dengan tingkat berpikir siswa memerlukan kemampuan dan keterampilan guru.
- Mengubah kebiasaan siswa belajar merupakan kesulitan tersendiri bagi siswa untuk menerima informasi dari guru.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli serupa.id](https://serupa.id/wp-content/uploads/2019/11/serupa.id-logo-medium.png)
seni belajar untuk hidup
Problem Solving (Pemecahan Masalah) : Pengertian, Indikator, Faktor, dsb
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://serupa.id/wp-content/litespeed/avatar/26623ef6066fc732124c6955aac826b7.jpg?ver=1718762328)
Daftar Isi ⇅ show
Salah satu keterampilan yang digaungkan untuk menghadapi era pendidikan abad 21 adalah problem solving atau pemecahan masalah. Pemecahan masalah merupakan salah satu skill set penting untuk menghadapi tuntutan hidup di zaman yang serba cepat ini. Mengapa? Karena kecepatan dan ketelitian merupakan hal yang amat berbenturan, dan ketika kita ingin mewujudkannya, maka akan timbul banyak permasalahan, yakni kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan demikian keterampilan problem solving amatlah dibutuhkan di masa ini.
Namun demikian tidak usah menyalahkan kebutuhan abad 21, revolusi industri 4.0, atau pengaruh globalisasi juga pada dasarnya setiap orang akan menghadapi masalah. Kita semua akan selalu menemui masalah dalam kehidupan sehari-hari dan akan selalu berusaha untuk memecahkannya. Tentunya tingkat kesulitannya amatlah beragam, mulai dari yang sudah memiliki langkah untuk menyelesaikannya, hingga masalah baru yang lebih sulit untuk dipecahkan.
Oleh karena itu problem solving serta kemampuan memecahkan masalah merupakan konsep dan keterampilan penting yang harus dipahami dan dikuasai. Berikut adalah berbagai uraian mengenai problem solving atau pemecahan masalah mulai dari pengertian, indikator, hingga faktor-faktor yang memengaruhinya.
Pengertian Problem Solving
Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.
Sementara itu menurut Lucenario dkk (dalam Khoiriyah & Husana, 2018, hlm. 151) problem solving adalah aktivitas yang membutuhkan seseorang antuk memilih jalan keluar yang dapat dilakukan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya yang berarti melakukan pergerakan antara keadaan sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Hal ini berkaitan dengan definisi masalah yang berarti kenyataan yang tidak sesuai dengan kenyataan, dan problem solving berusaha untuk memperbaiki kenyataan tersebut menjadi sesuai dengan harapan.
Selanjutnya, menurut Solso (dalam Mawaddah, 2015) pemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menentukan solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik. Tentunya solusi spesifik berarti solusi yang sesuai dengan masalah yang terjadi. Selain itu, Gagne dalam (Made, 2016, hlm. 52) mengemukakan bahwa problem solving dapat dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi yang baru. Kombinasi dari sejumlah aturan dapat dipahami sebagai algoritma atau langkah-langkah yang dapat menyelesaikan suatu permasalahan.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa problem solving adalah aktivitas proses berpikir untuk mencari solusi berupa suatu prosedur atau langkah yang spesifik dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Jenis Masalah
Terdapat beberapa jenis masalah, yaitu:
- Masalah yang prosedur pemecahannya sudah ada dan telah diketahui siswa;
- Masalah yang prosedur pemecahannya belum diketahui oleh siswa;
- Masalah yang sama sekali belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.
Tentunya dalam pendidikan abad 21, kemampuan pemecahan masalah yang diharapkan dapat dikuasai adalah penyelesaian masalah terhadap masalah yang belum diketahui prosedur pemecahannya dan atau belum diketahui data yang diperlukan untuk mencari solusinya.
Indikator Problem Solving
Bagaimana caranya kita mengetahui bahwa seseorang atau dalam bidang pendidikan spesifiknya peserta didik telah mampu menggunakan kemampuan problem solvingnya? Terdapat indikator yang dapat mencirikan bahwa seseorang tengah mempraktikan kemampuan pemecahan masalah. Menurut Johnson & Johnson (Tawil & Liliasari, 2013, hlm. 93) indikator-indikator penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.
- “Mampu mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji. Dalam hal ini, peserta didik harus mampu mendefinisikan beberapa masalah mengenai isu-isu hangat yang terjadi di lingkungannya;
- “Mampu mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta menganalisis berbagai faktor, baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang dapat mendukung dalam penyelesaian masalah”. Jika hal yang pertama dilakukan adalah mengindentifikasi masalah, maka selanjutnya peserta didik harus dapat menyelidiki ataupun menemukan sebab atau alasan terjadi suatu permasalahan tersebut sehingga bisa mencari solusi;
- “Mampu merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan melalui diskusi kelas”. Mengatasi suatu permasalahan tentunya bisa melakukan berbagai hal sesuai tingkat permasalahan yang ada. Strategi yang dilakukan pun bisa berbedabeda sehingga perlu adanya alternatif strategi yang lain jika salah satu strategi tidak dapat berhasil mengatasi suatu permasalahan tersebut;
- “Mampu menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan”. Pengambilan keputusan sangat diperlukan dalam memecahkan suatu masalah karena menentukan strategi yang paling baik dari beberapa alternatif strategi yang ada;
- “Mampu melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil”. Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki hal-hal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah. Sehingga akan menjadi cerminan untuk selanjutnya agar melakukan strategi yang lebih baik lagi.
Tabel Indikator Problem Solving
Jika disusun dalam tabel indikator seperti layaknya indikator-indikator lainnya dalam bidang pendidikan, maka indikator penyelesaian masalah dapat dijabarkan sebagai berikut.
No. | Indikator Kemampuan Pemecahan Masalah | Keterangan |
---|---|---|
1 | Mendefinisikan masalah | Merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang mengandung isu konflik, sehingga peserta didik mengerti masalah apa yang akan dikaji |
2 | Merumuskan alternatif strategi | Menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan |
3 | Menentukan dan menerapkan strategi pilihan | Pengambilan keputusan tentang strategi mana yang dapat dilakukan |
4 | Melakukan evaluasi | Evaluasi dilakukan agar dapat memperbaiki halhal yang salah dari kegiatan proses maupun hasil yang dilakukan ketika memecahkan suatu masalah |
Sumber: Tawil & Liliasari, (2013, hlm. 93)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Problem Solving
Menurut Kartika,(2017, hlm. 327) faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah adalah sebagai berikut.
- Pengalaman Pengalaman terhadap tugas-tugas menyelesaikan soal wacana atau soal aplikasi. Pengalaman awal seperti ketakutan terhadap biolohi dapat menghambat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
- Motivasi Dorongan yang kuat dari dalam diri seperti menumbuhkan keyakinan bahwa dirinya bisa, maupun dorongan dari luar diri (eksternal) seperti diberikan soal-soal yang menarik, menantang dapat mempengaruhi hasil pemecahan masalah.
- Kemampuan memahami masalah Kemampuan siswa terhadap konsep-konsep soal, tugas, atau permasalahan nyata yang berbeda-beda tingkatnya dapat memicu perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
- Keterampilan Keterampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, pikiran, ide dan kreativitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehingga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. keterampilan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.
- Kemandirian Kemandirian adalah kemampuan seseorang untuk melakukan suatu hal apapun sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Sikap mandiri dapat membuat seseorang mampu menghadapi masalah yang ada. Sebaliknya, seseorang yang tidak memiliki sikap mandiri, dia tidak mampu menghadapi jika ada masalah.
- Kepercayaan diri Kepercayaan diri akan memperkuat motivasi mencapai keberhasilan, karena semakin tinggi kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri, semakin kuat pula semangat untuk menyelesaikan pekerjaannya.
Langkah-langkah Problem Solving
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam melakukan penyelesaian masalah adalah sebagai berikut.
- Memahami Masalah Langkah ini sangat menekankan kesuksesan memperoleh solusi masalah. Langkah ini melibatkan pendalaman situasi masalah, melakukan pemilahan fakta – fakta menentukan hubungan di antara fakta-fakta dan membuat formulasi pertanyaan masalah. Setiap masalah yang ditulis, bahkan yang paling mudah sekalipun harus dibaca berulang kali dan informasi yang terdapat dalam masalah dipelajari dengan seksama. Biasanya siswa harus menyatakan kembali masalah dalam bahasanya sendiri.
- Membuat Rencana Pemecahan Masalahi Langkah ini perlu dilakukan dengan percaya diri ketika masalah sudah dapat dipahami. Rencana solusi dibangun dengan mempertimbangkan struktur masalah dan pertanyaan yang harus dijawab. Jika masalah tersebut adalah masalah rutin dengan tugas menulis kalimat matematika terbuka, maka perlu dilakukan penerjemah masalah menjadi bahasa matematika. Jika masalah yang dihadapi adalah masalah nonrutin, maka suatu rencana perlu dibuat, bahkan kadang strategi baru perlu digambarkan.
- Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalahi Untuk mencari solusi yang tepat, rencana yang sudah dibuat dalam langkah harus dilaksanakan dengan hati-hati. Untuk melalui, estimasi solusi yang dibuat sangat perlu. Diagram, tabel, atau urutan dibangun secara seksama sehingga si pemecah masalah tidak akan bingung. Tabel digunakan jika perlu. Jika solusi memerlukan komputasi, kebanyakan individu akan menggunakan kalkulator untuk menghitung daripada menghitung dengan kertas dan pensil dan mengurangi kekhawatiran yang sering terjadi dalam pemecahan masalah. Jika muncul ketidakkonsistenan ketika melaksanakan rencana, proses harus ditelaah ulang untuk mencari sumber kesulitan masalah.
- Melihat (mengecek) Kembali Selama langkah ini berlangsung, solusi masalah harus dipertimbangkan. Perhitungan harus dicek kembali. Melakukan pengecekan dapat melibatkan pemecahan yang menentukan akurasi dari komputasi dengan menghitung ulang. Jika membuat estimasi, maka bandingkan dengan solusi. Solusi harus tetap cocok terhadap akar masalah meskipun kelihatan tidak beralasan. Bagian penting dari langkah ini adalah ekstensi. Ini melibatkan pencarian alternatif pemecahan masalah.
- Handayani, Kartika. (2017). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah soal cerita matematika. SEMNASTIKA 2017, 06 May 2017, Medan.
- Khoiriyah, A. J., & Husamah, H. (2018). Problem-based learning: creative thinking skills, problem-solving skills, and learning outcome of seventh grade students. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 4(2), 151–160. https://doi.org/10.22219/jpbi.v4i2.5804
- Made, W. (2016). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. PT Bumi Aksara.
- Mawaddah, Siti. (2015). Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran genaratif (generative learning ) di smp. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2)
- Tawil, M. & Liliasari. (2013). Berpikir Kompleks. Makassar: Badan Penerbit Universitas Makassar.
- Uno, Hamzah. 2014. Model pembelajaran menciptakan proses belajar mengajar yang kreatif dan efektif. cetakan ke-10. Jakarta: Bumi Aksara.
Artikel Terkait
Leave a comment.
Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *
Simpan nama, email, dan situs web saya pada peramban ini untuk komentar saya berikutnya.
Beritahu saya akan tindak lanjut komentar melalui surel.
Beritahu saya akan tulisan baru melalui surel.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/takterlihat.com/wp-content/uploads/2023/09/Metode-12.jpg)
Metode Pembelajaran Creative Problem Solving: Menemukan Solusi dengan Cara Santai
- 1.1 Metode Creative Problem Solving
- 1.2 Cara Menggunakan Creative Problem Solving
- 1.3 Tips Menggunakan Creative Problem Solving
- 1.4 Kelebihan Creative Problem Solving
- 1.5 Kekurangan Creative Problem Solving
- 1.6 Tujuan Creative Problem Solving
- 1.7 Manfaat Creative Problem Solving
- 2.1 Apa perbedaan antara Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional?
- 2.2 Bagaimana mengatasi kendala dalam menggunakan Creative Problem Solving?
- 3 Kesimpulan
Kita sering dihadapkan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Entah itu dalam pekerjaan, hubungan pribadi, atau belajar di sekolah. Masalah ini bisa membuat kita stres dan pusing kepala. Namun, tenang saja! Ada sebuah metode pembelajaran yang bisa membantu kita menemukan solusi dengan cara yang santai dan kreatif. Metode ini dikenal dengan sebutan Creative Problem Solving.
Creative Problem Solving (CPS) merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah secara inovatif dan kreatif. Metode ini melibatkan langkah-langkah sistematik yang membuka pikiran kita untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tak terduga.
Langkah pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas. Kita harus merumuskan masalah secara spesifik agar fokus saat mencari solusi tidak terpecah. Misalnya, jika masalah kita adalah sulitnya mengatur waktu untuk belajar, maka kita bisa merumuskan masalah sebagai “Bagaimana cara mengatur waktu belajar yang efektif?”
Setelah masalah teridentifikasi, langkah berikutnya adalah analisis. Kita perlu menganalisis akar penyebab masalah tersebut. Apa yang membuat kita sulit mengatur waktu belajar? Adakah faktor eksternal seperti gangguan dari lingkungan sekitar, atau faktor internal seperti kurangnya motivasi? Dengan menganalisis penyebab masalah, kita bisa mencari solusi yang lebih efektif.
Setelah itu, kita masuk ke tahap generasi ide. Di sini, kita perlu melibatkan pikiran kreatif kita. Cobalah untuk berpikir di luar kotak dan temukan solusi yang tak terduga. Misalnya, jika kita sulit fokus karena gangguan lingkungan, mungkin solusinya adalah mencari tempat yang tenang untuk belajar, atau menggunakan headphone untuk mengurangi gangguan suara.
Setelah menghasilkan ide-ide, kita perlu melakukan evaluasi. Kita perlu mengevaluasi setiap ide yang muncul berdasarkan kelayakan dan kemungkinan berhasilnya. Buang ide yang terlalu tidak realistis atau tidak sesuai dengan masalah yang ingin kita selesaikan. Pilih ide yang paling menjanjikan atau bisa memberikan solusi yang paling efektif.
Terakhir, kita melangkah ke tahap implementasi. Ide yang terpilih perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Buatlah jadwal belajar yang efektif dan sesuai dengan waktu yang kita miliki. Berikan diri kita motivasi tambahan agar tetap konsisten dalam menjalankan jadwal tersebut.
Metode pembelajaran Creative Problem Solving bisa menjadi alat yang efektif untuk mengatasi berbagai masalah dalam kehidupan kita. Dengan pendekatan yang santai dan kreatif, kita bisa menemukan solusi-solusi yang tak terduga. Jadi, tidak perlu stres lagi saat dihadapkan dengan masalah. Coba aplikasikan metode ini dan temukan solusi dengan cara yang menyenangkan!
Apa Itu Creative Problem Solving?
Creative Problem Solving (CPS) adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengatasi masalah dengan pendekatan kreatif dan inovatif. Metode ini memiliki tujuan untuk memberikan solusi yang unik dan efektif dalam menghadapi tantangan atau masalah yang kompleks. Dalam CPS, pemikiran kreatif dan proses berpikir yang fleksibel sangat ditekankan.
Metode Creative Problem Solving
Metode Creative Problem Solving terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilalui. Berikut adalah penjelasan mengenai setiap tahapan dalam metode ini:
- Identifikasi masalah : Tahap pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas. Penting untuk memahami masalah secara mendalam dan merumuskannya dengan tepat.
- Pengumpulan informasi : Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi yang relevan mengenai masalah tersebut. Informasi ini dapat berupa data, fakta, atau insight dari berbagai sumber.
- Analisis masalah : Setelah informasi terkumpul, tahap selanjutnya adalah menganalisis masalah secara menyeluruh. Hal ini melibatkan pemahaman mendalam tentang akar permasalahan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
- Pencarian alternatif solusi : Setelah masalah dianalisis, tahap berikutnya adalah mencari alternatif solusi yang mungkin. Dalam metode CPS, diharapkan untuk berpikir out-of-the-box dan menghasilkan ide-ide yang kreatif serta inovatif.
- Pemilihan solusi terbaik : Setelah alternatif solusi tercipta, tahap selanjutnya adalah memilih solusi yang paling sesuai dengan masalah yang dihadapi. Pemilihan solusi ini harus didasarkan pada kriteria-kriteria yang relevan dan mempertimbangkan konsekuensi yang mungkin muncul.
- Implementasi solusi : Setelah solusi terpilih, langkah berikutnya adalah mengimplementasikan solusi tersebut. Dalam tahap ini, perencanaan dan aksi yang tepat diperlukan untuk memastikan bahwa solusi dapat dijalankan dengan baik.
- Evaluasi solusi : Setelah solusi diimplementasikan, proses Cognitive Problem Solving tidak berhenti di sini. Evaluasi solusi yang telah dilakukan perlu dilakukan untuk mengevaluasi keberhasilan solusi dan memperbaiki jika diperlukan.
Cara Menggunakan Creative Problem Solving
Untuk menggunakan metode Creative Problem Solving, ada beberapa langkah yang dapat diikuti. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menggunakan CPS:
- Kenali masalah dengan jelas dan rumuskan dengan tepat.
- Kumpulkan informasi yang relevan mengenai masalah.
- Analisis masalah dengan menyeluruh.
- Berikan ruang untuk pemikiran kreatif dan menghasilkan alternatif solusi yang unik.
- Pilih solusi yang paling sesuai dengan masalah yang dihadapi.
- Implementasikan solusi dengan perencanaan yang matang.
- Evaluasi keberhasilan solusi dan perbaiki jika diperlukan.
Tips Menggunakan Creative Problem Solving
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu dalam menggunakan metode Creative Problem Solving:
- Berikan waktu dan ruang yang cukup untuk berpikir kreatif.
- Bebaskan diri dari batasan dan buka pikiran untuk kemungkinan yang lebih luas.
- Gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan berbagai ide yang kreatif.
- Berikan perhatian pada detail dan kualitas solusi yang dihasilkan.
- Kolaborasi dengan orang lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan ide yang lebih kreatif.
Kelebihan Creative Problem Solving
Metode Creative Problem Solving memiliki beberapa kelebihan yang membuatnya menjadi pilihan yang baik dalam mengatasi masalah. Berikut adalah beberapa kelebihan CPS:
- Mendorong pemikiran kreatif dan inovatif dalam mencari solusi.
- Membantu mengatasi masalah yang kompleks dengan cara yang efektif.
- Memungkinkan untuk menemukan solusi yang unik dan tidak terduga.
- Memperluas cara berpikir dan menciptakan alternatif solusi yang lebih baik.
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitis.
Kekurangan Creative Problem Solving
Namun, metode Creative Problem Solving juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan. Berikut adalah beberapa kekurangan CPS:
- Proses yang memakan waktu dan beberapa tahap yang kompleks.
- Memerlukan keterampilan kreatif yang baik untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif.
- Tidak selalu menghasilkan solusi yang praktis atau dapat diimplementasikan dengan mudah.
- Mungkin memerlukan sumber daya tambahan dalam proses implementasi solusi.
Tujuan Creative Problem Solving
Tujuan utama dari metode Creative Problem Solving adalah untuk menghasilkan solusi yang kreatif dan inovatif dalam menghadapi masalah yang kompleks. Metode ini membantu mengatasi batasan berpikir konvensional dan membuka kemungkinan baru.
Manfaat Creative Problem Solving
Penerapan Creative Problem Solving memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai konteks. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari metode ini:
- Menghasilkan solusi yang lebih kreatif dan inovatif.
- Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah secara efektif.
- Mengembangkan kemampuan berpikir lateral dan melakukan asosiasi yang lebih luas.
- Meningkatkan kolaborasi tim dan kemampuan kerja dalam tim.
- Mendorong pemikiran kritis dan analitis.
Apa perbedaan antara Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional?
Creative Problem Solving dan Problem Solving konvensional memiliki perbedaan utama dalam pendekatan dan hasil yang dihasilkan. Dalam Creative Problem Solving, proses berpikir kreatif dan inovatif sangat ditekankan, sementara dalam Problem Solving konvensional, pendekatan yang lebih terstruktur dan konvensional digunakan. Selain itu, Creative Problem Solving cenderung menghasilkan solusi yang lebih unik dan tidak terduga, sementara Problem Solving konvensional lebih fokus pada solusi yang praktis dan dapat diimplementasikan dengan mudah.
Bagaimana mengatasi kendala dalam menggunakan Creative Problem Solving?
Menggunakan Creative Problem Solving dapat melibatkan beberapa kendala. Namun, ada beberapa cara untuk mengatasi kendala-kendala ini. Pertama, berikan waktu dan ruang yang cukup untuk berpikir kreatif. Kedua, berkolaborasi dengan orang lain untuk mendapatkan perspektif yang berbeda dan ide yang lebih kreatif. Ketiga, gunakan teknik brainstorming untuk menghasilkan berbagai ide. Terakhir, tetap terbuka terhadap kemungkinan alternatif solusi dan jangan takut untuk mencoba pendekatan yang berbeda.
Metode Creative Problem Solving adalah pendekatan yang efektif untuk mengatasi masalah dengan cara yang kreatif dan inovatif. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam metode ini, kita dapat menghasilkan solusi yang unik dan efektif dalam menghadapi tantangan atau masalah yang kompleks. Meskipun metode ini memerlukan waktu dan pemikiran yang intensif, manfaat yang didapatkan jauh lebih besar daripada kekurangannya. Oleh karena itu, mari terapkan Creative Problem Solving dalam kehidupan sehari-hari kita dan jadikan solusi kreatif sebagai bagian dari proses pemecahan masalah kita.
Jika Anda ingin meningkatkan kemampuan pemecahan masalah Anda, jangan ragu untuk mencoba metode Creative Problem Solving ini. Dengan latihan dan dedikasi yang tepat, Anda akan menjadi lebih terampil dalam memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan solusi yang kreatif serta inovatif. Selamat mencoba!
Share this:
Related posts:.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/takterlihat.com/wp-content/uploads/2023/09/Metode-2-200x135.jpg)
Pandai Mengajar dengan Santai: Strategi Metode Pembelajaran yang Efektif
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/takterlihat.com/wp-content/uploads/2023/09/Metode-8-200x135.jpg)
Metode Pembelajaran di Pesantren Modern: Membawa Pesona Tradisi ke Era Digital
Unik dan Menarik, Bahan Ajar Metode Penelitian Prof Suryana Siap Mengguncang Dunia Pendidikan!
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Rina Keshwari Cahaya](https://i0.wp.com/takterlihat.com/wp-content/uploads/2023/09/012-AR.jpg)
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
- Kebijakan Privasi
- Terms and Conditions
![PerpusTeknik.com PerpusTeknik.com](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2019/04/icon-perpusteknik-e1609502401927.jpg)
Pendekatan Santai: Model Pembelajaran Problem Solving Menurut Para Ahli
- 1.1 Cara Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.2 Tips dalam Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.3 Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
- 1.4 Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
- 2.1 1. Apa perbedaan antara model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran konvensional?
- 2.2 2. Apakah semua masalah cocok untuk diterapkan dalam model pembelajaran problem solving?
- 2.3 3. Bagaimana cara mengukur keberhasilan siswa dalam menggunakan model pembelajaran problem solving?
- 2.4 4. Apa dampak penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap perkembangan kognitif siswa?
- 2.5 5. Bagaimana cara mengatasi masalah waktu dalam implementasi model pembelajaran problem solving?
- 3.1 Share this:
- 3.2 Related posts:
Dalam teori John Dewey, seorang ahli pendidikan terkenal, belajar problem solving adalah proses untuk mengidentifikasi masalah, mencari solusi yang kreatif, dan menerapkan solusi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Dewey, kurikulum pendidikan harus menekankan pada pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan analitis. Dalam model pembelajaran ini, siswa diajak untuk berpikir secara mandiri, mengidentifikasi masalah, dan merumuskan solusi yang efektif.
Apa Itu Model Pembelajaran Problem Solving?
Cara menggunakan model pembelajaran problem solving.
- Identifikasi masalah yang akan dipecahkan.
- Kumpulkan informasi yang relevan terkait dengan masalah tersebut.
- Analisis informasi yang telah dikumpulkan untuk mengidentifikasi akar masalah.
- Hasilkan alternatif solusi berdasarkan analisis.
- Evaluasi setiap alternatif solusi dan pilih yang terbaik.
- Implementasikan solusi terpilih dalam praktek.
- Menganalisis hasil implementasi solusi dan evaluasi kesuksesannya.
Tips dalam Menggunakan Model Pembelajaran Problem Solving
- Berikan siswa kesempatan untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
- Berikan tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
- Motivasi siswa untuk berpikir kritis dan berinovasi dalam mencari solusi.
- Sediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung proses pembelajaran, seperti buku referensi, media pembelajaran, atau peralatan laboratorium.
- Monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kemajuan siswa dalam memecahkan masalah.
Kelebihan Model Pembelajaran Problem Solving
- Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan logis dalam mencari solusi.
- Mengembangkan kreativitas dan kemampuan berinovasi siswa.
- Mengajarkan siswa tentang pemecahan masalah dalam konteks nyata.
- Meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
- Membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan analisis dan pengambilan keputusan yang baik.
Kekurangan Model Pembelajaran Problem Solving
- Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses pembelajaran.
- Mungkin sulit untuk mengimplementasikan dalam situasi pembelajaran yang terbatas.
- Mengharuskan guru untuk memiliki pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang topik pembelajaran.
- Menuntut keterlibatan aktif dari siswa dan mungkin tidak cocok untuk semua jenis siswa.
- Mungkin sulit untuk mengevaluasi secara objektif hasil dari proses pembelajaran problem solving.
Frequently Asked Questions
1. apa perbedaan antara model pembelajaran problem solving dengan model pembelajaran konvensional, 2. apakah semua masalah cocok untuk diterapkan dalam model pembelajaran problem solving, 3. bagaimana cara mengukur keberhasilan siswa dalam menggunakan model pembelajaran problem solving, 4. apa dampak penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap perkembangan kognitif siswa, 5. bagaimana cara mengatasi masalah waktu dalam implementasi model pembelajaran problem solving, share this:, related posts:.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2023/08/Metode-Pembelajaran-30-200x135.jpg)
Metode Pembelajaran CTL: Belajar Sambil Santai Menyenangkan!
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2023/08/Metode-Pembelajaran-19-200x135.jpg)
Metode Pembelajaran Tipe STAD: Seru-Seruan Belajar Bareng!
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2023/08/Metode-Pembelajaran-6-200x135.jpg)
Metode Konstruktivisme adalah Pendekatan Belajar yang Melibatkan Siswa dalam Proses Konstruksi Pengetahuan
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Ghaziya](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2023/08/76-1.jpg)
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
- Privacy Policy
- Syarat dan Ketentuan
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Selamat Datang](https://i0.wp.com/perpusteknik.com/wp-content/uploads/2021/04/4.png)
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Creative Problem Solving
Model pembelajaran creative problem solving.
Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut:
- Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan.
- Pendekatan CPS dapat membuat siswa aktif dalam pembelajaran.
- Dapat lebih mengembangkan kemampuan berfikir siswa karena disajikan masalah pada awal pembelajaran dan memberi keleluasaan kepada siswa untuk mencari arah-arah penyelesaiannya sendiri.
- Dapat lebih mengembangkan kemampuan siswa untuk mendefinisikan masalah, mengumpulkan data, menganalisis data, membangun hipotesis, dan percobaan untuk memecahkan suatu masalah.
- Pendekatan CPS dapat membuat siswa lebih dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya kedalam situasi baru.
Sedangkan kelemahan-kelemahan dari CPS adalah sebagai berikut:
- Adanya perbedaan level pemahaman dan kecerdasan siswa dalam menghadapi masalah merupakan tantangan bagi guru.
- Siswa mungkin mengalami ketidaksiapan untuk menghadapi masalah baru yang dijumpai di lapangan.
- Pendekatan ini mungkin tidak terlalu cocok diterapkan untuk siswa taman kanak-kanak atau kelas-kelas awal sekolah dasar.
- Membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk mempersiapkan siswa melakukan tahap-tahap dalam CPS.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Menghasilkan Uang dari snack video](https://educhannel.id/iklan/snack video promo.png)
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Bachtiarmath.Com](https://1.bp.blogspot.com/-dqvASmjwva0/YUOmkffba7I/AAAAAAAADBw/7WOfhw8nyWY_O1LvbeyglmSoBuSnoiT_gCLcBGAsYHQ/s504/Logo%2BBachtiarmath%2B2.png)
Iklan Bawah Header
Penjelasan lengkap tentang model pembelajaran problem solving.
Metode ini merupakan suatu cara yang dilakukan untuk dapat melatih para siswa ketika menghadapi berbagai macam masalah. Kemudian nantinya mampu memecahkan sendiri secara bersamaan. Agar lebih paham tentang artinya, inilah penjelasan singkat model pembelajaran problem solving :
Definisi Problem Solving Menurut Para Ahli
Para ahli sendiri juga mengemukakan tentang apa sebetulnya problem solving tersebut. Agar Anda tidak kebingungan, pahami terlebih dahulu bagaimana definisi dari metode pembelajaran ini.
![](http://writinghelp.site/777/templates/cheerup2/res/banner1.gif)
1. Menurut Purwanto
Beliau mengemukakan jika problem solving ini merupakan suatu proses dengan memakai suatu teknik, cara ataupun strategi dalam menghadapi situasi baru. Dimana nantinya punya keadaan yang sesuai dengan keinginan.
2. Menurut Sutaji
Metode ini menurut beliau adalah suatu pengajaran yang dimulai dengan pertanyaan lalu mengarahkan kepada konsep, hukum beserta prinsip. Baru setelah itu dilanjutkan dengan adanya aktivitas dalam memecahkan suatu masalah dengan adanya penerapan model pemecahan problem .
3. Definisi dari Gulo
Pernyataan beliau di dalam buku cetakan tahun 2002 halaman 111, di mana problem solving ini menjadi suatu metode yang akan memberikan pengajaran dalam menyelesaikan suatu masalah. Dengan cara melakukan penekanan pada penyelesaian problem secara menalar.
4. Menurut Syaiful Bahri djamarah
Model pembelajaran ini, bukan hanya suatu metode mengajar tapi juga cara untuk berpikir. Karena dengan adanya problem solving maka dapat menggunakan langkah lain untuk bisa mencari data sampai mendapatkan kesimpulan.
5. Hidayati
Beliau memberikan pendapatnya mengenai metode ini didasarkan dari kesadaran terhadap kenyataan. Bahwa mengajar itu bukanlah sekedar melakukan pidato ataupun mentransfer ilmu pengetahuan kepada murid.
Akan tetapi, proses mengajar merupakan cara untuk meneliti dengan seksama, menyelidiki, mencari, menganalisis, memikirkan bahkan sampai menemukan.
6. Pendapat Sanjaya
Beliau setuju dengan pendapat sebelumnya, metode pemecahan suatu masalah ini menjadi suatu materi pelajaran tidak akan terbatas pada buku saja. Namun juga akan bersumber dari adanya beberapa kejadian atau peristiwa yang ada disekitar dan tentunya sesuai dengan kurikulum.
Metode pembelajaran pemecahan masalah seperti ini adalah suatu strategi agar bisa melatih para siswa ketika menghadapi berbagai macam permasalahan. Entah itu melakukan pemecahan problem sendirian ataupun secara bersama-sama.
Langkah-langkah Problem Solving Menurut Wankan dan Oreovocz
Sebetulnya dalam metode pembelajaran problem solving terdapat beberapa langkah-langkah yang harus dilakukan terlebih dahulu. Tapi beberapa ahli juga mengemukakan adanya perbedaan di antara tahapan wajib dilaksanakan. Berikut ini merupakan alasan menurut Wankan dan Oreovocz:
1. I Can atau Saya Mampu
Pada tahapan pertama ini adalah langkah yang sangat cocok untuk membangkitkan motivasi ataupun membangun serta menumbuhkan keyakinan di dalam diri para siswa. Tentunya hal ini merupakan suatu hal penting dalam problem solving .
2. Mendefinisikan
Pada langkah kedua ini Anda harus membuat daftar perihal yang memang diketahui serta tidak diketahui. Caranya ialah dengan memakai gambar grafis agar mampu memperjelas suatu problem .
3. Membuat Perencanaan
Melakukan pengembangan suatu cara berpikir logis siswa dalam menganalisis suatu masalah. Serta memakai flowchart agar dapat memberikan gambaran dari suatu problem yang tengah dihadapinya.
4. Proses Mengerjakan
Membimbing para murid atas secara sistematis agar bisa memperkirakan jawaban. Dimana hal itu mungkin saja menjadi suatu langkah dalam pemecahan suatu masalah.
5. Mengoreksi Kembali
Tahapan ini merupakan proses dalam membimbing para siswa agar bisa mengecek kembali jawaban yang telah dibuat. Karena mungkin saja terdapat beberapa kesalahan, dimana pada akhirnya tidak akan membuat permasalahan terpecahkan.
6. Generalisasi
Sedangkan tahapan terakhir ini merupakan proses pembimbing para siswa agar bisa mengajukan suatu pertanyaan.
Langkah-langkah Problem Solving dari Dewey Dalam W.Gulo
Selanjutnya ini merupakan tahapan-tahapan dari model pembelajaran problem solving . Di mana terdapat kurang lebih 6 langkah. Tidak perlu berlama-lama, berikut ini adalah penjelasan lebih detailnya:
1. Perumusan Suatu Masalah
Langkah awal untuk bisa menyelesaikan suatu masalah ialah dengan mengetahui ataupun merumuskan suatu masalah dengan sejelas mungkin.
2. Menelaah Problem (Masalah)
Apabila telah membuat rumusan masalah yang detail maka Anda harus melakukan analisis suatu program tersebut. Di mana proses menganalisa ini harus dilihat dari berbagai macam sudut pandang.
3. Perumusan Hipotesis
Berimajinasi ataupun menghayati ruang lingkup, maka akan mengetahui sebab akibat. Kemudian alternatif seperti apa yang harus dilakukan untuk melakukan penyelesaiannya.
4. Pengelompokan Data
Pada saat bahan hipotesis telah terkumpul maka pastikanlah untuk menyusun seluruh data tersebut. Baik itu pengelompokan dilakukan dengan bentuk diagram, tabel maupun gambar. Hal ini akan memudahkan Anda untuk membaca setiap detail yang telah dikumpulkan.
5. Melakukan Pembuktian Hipotesis
Pastikanlah untuk memiliki kecakapan dalam menelaah serta membahas setiap data. Paham bagaimana proses menghubungkan serta menghitung dari setiap hal yang telah terkumpul. Kemudian Anda dapat mengambil suatu kesimpulan dari hipotesis.
6. Penentuan Pilihan Penyelesaian
Ketika semua hal tersebut telah dilakukan maka pastinya punya alternatif dalam penyelesaian suatu problem. Dimana hal tersebut, Anda telah memperhitungkan akibat apa yang terjadi pada setiap opsi.
Tujuan Metode Pembelajaran Problem Solving
Tentu saja metode pembelajaran seperti ini memiliki tujuan, yang mana hal tersebut sangat berguna untuk kehidupan masa depan para siswa. Sudah penasaran bukan apa saja, berikut ini adalah daftar dari beberapa diantaranya:
1. Mampu Mengembangkan Kemampuan Berpikir Anak
Adanya metode pembelajaran problem solving seperti ini dapat melatih para siswa dalam berbagai macam teknik mendekati ataupun mengambil suatu langkah ketika mendapatkan suatu masalah. Agar permasalahan tersebut bisa terselesaikan.
2. Menambah Pengetahuan Dan Kecakapan Praktis
Perlu diketahui, pembelajaran seperti ini dapat memberikan dasar-dasar pengalaman praktis mengenai bagaimana cara dalam memecahkan suatu masalah. Kemudian dengan adanya kecakapan tersebut bisa diterapkan dalam menghadapi berbagai macam problem lain di dalam masyarakat.
Kelebihan Metode Problem Solving
Sebetulnya kelebihan dari adanya model pembelajaran seperti ini sangat bagus untuk tumbuh kembang para peserta didik. Maka dari itu, para pengajar juga harus mengetahui apa saja keunggulannya. Berikut ini penjelasannya:
1. Hidup Lebih Relevan
Rupanya metode pembelajaran seperti ini akan membuat pendidikan yang ada dalam sekolah jauh lebih relevan dengan kehidupan para peserta didik. Terlebih lagi pada dunia kerja, sehingga mereka pun tidak akan kaget ketika menghadapi suatu problem.
2. Peserta Didik Lebih Terampil
Proses belajar mengajar dengan menggunakan metode pemecahan masalah akan membiasakan para peserta didik dalam menghadapi problem secara terampil.
Terlebih lagi ketika menghadapi suatu permasalahan di dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat ataupun saat bekerja kelak. Intinya pembelajaran seperti ini memiliki makna kehidupan setiap orang.
3. Siswa Akan Lebih Kreatif
Model pembelajaran seperti ini mampu merangsang pengembangan dari kemampuan berpikir siswa secara kreatif dan juga menyeluruh. Sebab untuk proses pembelajarannya, siswa nantinya banyak melakukan mental yaitu menyoroti permasalahan dari berbagai macam segi.
Itulah sekilas informasi mengenai model pembelajaran problem solving . Dikarenakan punya banyak kelebihan dan manfaat, metode seperti ini patut untuk diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Share this post
0 Response to "Penjelasan Lengkap Tentang Model Pembelajaran Problem Solving"
Post a comment, iklan atas artikel, iklan tengah artikel 1, iklan tengah artikel 2, iklan bawah artikel.
Model Pembelajaran Menurut Para Ahli: Memahami Metode Pembelajaran yang Efektif
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-7-600x450.jpg)
1. Model Pembelajaran Inkuiri
2. model pembelajaran kooperatif, 3. model pembelajaran problem based learning (pbl), 4. model pembelajaran discovery learning, 5. model pembelajaran reciprocal teaching, 6. model pembelajaran contextual teaching and learning (ctl), 7. model pembelajaran problem solving, 8. model pembelajaran inquiry, 9. model pembelajaran cooperative integrated reading and composition (circ), 10. model pembelajaran guided discovery, 1. meningkatkan keterlibatan siswa, 2. meningkatkan kreativitas siswa, 3. mendorong kerjasama dan komunikasi antar siswa, 4. menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, 1. memerlukan waktu yang lebih lama, 2. membutuhkan keterampilan dan pengetahuan guru yang lebih mendalam, 3. memerlukan sumber daya dan fasilitas yang memadai, 4. tidak semua siswa cocok dengan model pembelajaran tertentu, 1. apa bedanya antara model pembelajaran inkuiri dan problem based learning, 2. apa kelebihan model pembelajaran kooperatif, 3. apa kekurangan model pembelajaran discovery learning, 4. bagaimana cara memilih model pembelajaran yang sesuai untuk siswa.
Di dunia pendidikan, model pembelajaran merupakan konsep penting yang telah menjadi fokus para ahli dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Berbagai pendapat dari para ahli mengenai definisi model pembelajaran telah menjadi bahan diskusi yang menarik dalam dunia akademis.
Salah satu pendapat yang menarik datang dari Robert Gagné, seorang psikolog asal Amerika. Menurut Gagné, model pembelajaran adalah serangkaian langkah atau prosedur yang harus diikuti oleh seorang guru untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang efektif. Dalam pandangan Gagné, model pembelajaran haruslah didesain sedemikian rupa agar sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif siswa.
Sementara itu, menurut David Kolb, seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat, model pembelajaran adalah proses refleksi yang terjadi melalui pengalaman. Kolb menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam proses pembelajaran, di mana siswa diberi kesempatan untuk mencoba, merasakan, dan belajar dari pengalaman tersebut.
Selain itu, Jean Piaget, seorang ahli psikologi perkembangan asal Swiss, juga memberikan kontribusi penting terkait definisi model pembelajaran. Menurut Piaget, model pembelajaran haruslah memperhatikan tahapan perkembangan kognitif siswa, sehingga guru dapat mengatur strategi pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan kognitif siswa.
Dari berbagai pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan konsep yang kompleks dan terus berkembang seiring dengan perkembangan ilmu pendidikan. Memahami beragam definisi model pembelajaran dari para ahli dapat membantu kita dalam merancang metode pembelajaran yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Pengertian Model Pembelajaran Menurut Para Ahli
Model pembelajaran adalah suatu kerangka atau sistem yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Model pembelajaran ini dapat berbeda-beda tergantung pada tujuan yang ingin dicapai oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Para ahli pendidikan telah mengembangkan berbagai macam model pembelajaran yang dapat digunakan dalam ruang kelas.
Berikut ini adalah pengertian model pembelajaran menurut para ahli:
Model pembelajaran inkuiri adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan keaktifan siswa dalam mencari, menemukan, dan memanfaatkan informasi melalui proses bertanya, menyelidiki, dan berpikir kritis. Model ini melibatkan siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir ilmiah dan penguasaan konsep-konsep melalui eksperimen dan penemuan.
Model pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan kerjasama antara siswa dalam mencapai tujuan belajar. Siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil, dimana mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam memahami materi pelajaran. Model ini dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan interaksi sosial, rasa saling percaya, dan kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Dalam model ini, siswa diajak untuk mengenali, menganalisis, dan memecahkan masalah melalui proses berpikir kritis, kolaborasi, dan penerapan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.
Model pembelajaran Discovery Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami proses belajar secara langsung melalui eksplorasi dan penemuan. Siswa diberikan kebebasan untuk menemukan konsep dan prinsip belajar sendiri melalui interaksi dengan lingkungan sekitar mereka. Guru bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing dalam proses belajar siswa.
Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah pendekatan pembelajaran yang melibatkan aktifitas berbicara siswa di dalam pembelajaran yang mengajarkan teknik-teknik membaca yang sistematis dan kritis dalam membantu siswa memahami isi bacaan dengan baik. Reciprocal Teaching melibatkan pengajaran langsung melalui dialog terstruktur yang berfokus pada prediksi, klarifikasi, menanyakan pertanyaan, dan merangkum.
Model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pendekatan pembelajaran yang mengaitkan materi yang dipelajari dengan konteks atau kehidupan nyata siswa. Dalam model ini, siswa diajak untuk melihat hubungan antara materi pelajaran dengan situasi masa depan dan kehidupan sehari-hari mereka. Model ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Model pembelajaran Problem Solving adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan pada penerapan konsep dan pengetahuan dalam memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran, siswa diajak untuk mengidentifikasi, merumuskan, dan menemukan solusi bagi masalah yang dihadapi. Model ini bertujuan untuk melatih kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran.
Model pembelajaran Inquiry adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan proses penemuan dan eksplorasi melalui bertanya dan mencari jawaban. Siswa dipandu untuk mengamati, menanyakan, dan menarik kesimpulan dari fakta dan informasi yang mereka temukan. Dalam model ini, guru bertindak sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan sintesis.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) adalah pendekatan pembelajaran yang mengkombinasikan pembelajaran membaca dan menulis dengan pendekatan kooperatif. Model ini melibatkan siswa dalam membaca materi secara kolektif, berdiskusi dalam kelompok-kelompok kecil, dan saling memberikan umpan balik dalam pembelajaran. Tujuan dari model ini adalah untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari dan keterampilan menulis mereka.
Model pembelajaran Guided Discovery adalah pendekatan pembelajaran yang menggabungkan antara pembelajaran ekspositori dan inkuiri. Guru memberikan petunjuk, pertanyaan, dan bimbingan kepada siswa untuk menemukan konsep atau prinsip tertentu melalui proses eksplorasi dan eksperimen. Model ini bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan mendorong kreativitas serta berpikir kritis.
Kelebihan Model Pembelajaran Menurut Para Ahli
Berikut adalah beberapa kelebihan model pembelajaran menurut para ahli:
Model pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran, seperti model pembelajaran inkuiri dan kooperatif, dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa lebih terlibat dalam mencari informasi, berdiskusi, dan berpikir kritis, sehingga meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi pelajaran.
Berbagai model pembelajaran, seperti model pembelajaran discovery learning dan guided discovery, memberikan kebebasan kepada siswa untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam belajar. Siswa diberi kesempatan untuk mengeksplorasi dan menemukan konsep baru secara mandiri, sehingga dapat meningkatkan kemampuan kreativitas mereka dalam memahami materi pelajaran.
Model pembelajaran kooperatif dan reciprocal teaching melibatkan kolaborasi dan komunikasi antar siswa dalam pembelajaran. Siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil, dimana mereka saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam memahami materi pelajaran. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam kerjasama dan komunikasi.
Model pembelajaran yang menekankan pada pemecahan masalah, seperti model pembelajaran problem based learning dan problem solving, dapat menumbuhkan kemampuan siswa dalam berpikir kritis. Siswa diajak untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan masalah, sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka.
Kekurangan Model Pembelajaran Menurut Para Ahli
Walaupun memiliki berbagai kelebihan, model pembelajaran juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
Beberapa model pembelajaran, seperti model pembelajaran inkuiri dan problem based learning, memerlukan waktu yang lebih lama untuk melibatkan siswa dalam proses belajar. Hal ini dapat menyebabkan pembelajaran menjadi lebih lambat dan membutuhkan waktu yang lebih lama dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
Tidak semua guru memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk melaksanakan model pembelajaran tertentu. Beberapa model pembelajaran, seperti model pembelajaran inkuiri dan discovery learning, membutuhkan keterampilan dan pengetahuan guru yang lebih mendalam dalam bidang yang diajarkan.
Beberapa model pembelajaran, seperti model pembelajaran problem based learning dan guided discovery, membutuhkan sumber daya dan fasilitas yang memadai untuk melaksanakannya. Misalnya, pembelajaran yang melibatkan eksperimen atau penemuan memerlukan peralatan dan bahan yang cukup.
Tidak semua siswa cocok dengan model pembelajaran tertentu. Beberapa siswa mungkin lebih nyaman dengan pendekatan pembelajaran yang lebih tradisional, sementara yang lain lebih suka dengan pendekatan yang lebih aktif dan interaktif. Guru perlu memahami kebutuhan dan preferensi siswa dalam memilih model pembelajaran yang tepat.
Pertanyaan yang Sering Diajukan (FAQ) tentang Definisi Model Pembelajaran
Model pembelajaran inkuiri lebih menekankan pada pembelajaran melalui eksperimen dan penemuan, sedangkan problem based learning menekankan pada pemecahan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan interaksi sosial dan rasa saling percaya antar siswa, serta meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam pembelajaran.
Model pembelajaran discovery learning membutuhkan keterampilan dan pengetahuan guru yang lebih mendalam, serta sumber daya dan fasilitas yang memadai.
Guru perlu memahami kebutuhan dan preferensi siswa dalam memilih model pembelajaran yang tepat. Hal ini dapat dilakukan melalui observasi, komunikasi, dan evaluasi kemampuan serta minat siswa dalam pembelajaran.
Model pembelajaran adalah suatu kerangka atau sistem yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Terdapat berbagai macam model pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli pendidikan, seperti model pembelajaran inkuiri, kooperatif, problem based learning, dan discovery learning. Masing-masing model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai. Penting bagi guru untuk memahami kebutuhan dan preferensi siswa dalam memilih model pembelajaran yang tepat agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan optimal.
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli Ryan Lesmono](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/User-baru-Ryan-Lesmono-redasamudera.id_-150x150.jpg)
Ryan Lesmono
Pengajar dan peneliti di bidang Ilmu Lingkungan dengan gelar Ph.D. dalam Ilmu Lingkungan. Memiliki minat khusus dalam keberlanjutan dan perubahan iklim serta aktif terlibat dalam proyek-proyek penelitian di lapangan.
Leave a Reply Cancel reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Save my name, email, and website in this browser for the next time I comment.
Related Posts
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Pengertian-Metode-Belajar-600x450.jpg)
Pengertian Metode Belajar: Rahasia Meningkatkan Keterampilan Belajar Anda!
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-6-600x450.jpg)
Alfred Marshall: Teori Ekonomi dalam Gaya Santai
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-2-600x450.jpg)
Definisi Ekonomi Mikro Menurut Para Ahli: Memahami Peran Kecil yang Berdampak Besar
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-5-600x450.jpg)
Definisi Ekonomi Pembangunan Menurut Para Ahli
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-4-600x450.jpg)
Definisi Ekonomi Pertanian Menurut Para Ahli
![langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli langkah langkah model pembelajaran creative problem solving menurut para ahli](https://i0.wp.com/redasamudera.id/wp-content/uploads/2024/03/Menurut-Ahli-8-600x450.jpg)
Definisi Ekosistem Menurut Para Ahli: Mengenal Kehidupan yang Berkaitan
![](http://writinghelp.site/777/templates/cheerup2/res/banner1.gif)
IMAGES
VIDEO
COMMENTS
Menurut Imam (2010), model pembelajaran creative problem solving memiliki tiga karakteristik yang menjadi prosedur dalam proses pembelajarannya, yaitu sebagai berikut: Menemukan fakta, melibatkan penggambaran masalah, mengumpulkan, dan meneliti data dan informasi yang bersangkutan. Menentukan gagasan, berkaitan dengan memunculkan dan ...
Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan model pembelajaran (CPS). Osborn seorang ahli pendidikan yang pertama kali memperkenalkan struktur (CPS) sebagai metode untuk menyelesaikan masalah secara kreatif yang kemudian menjelaskan 6 langkah pada proses model pembelajaran (CPS) berdasarkan criteria OFPISA model Osborn-Parnes, yaitu :
Model Pembelajaran Creative Problem Solving a. ... Langkah-langkah Model Pembelajaran Creative Problem Solving Osborn (Huda, 2017: 298-300) menyatakan bahwa sintak proses ... Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai "Tendensi keingintahuan (curiousity) dan merupakan kebutuhan umum manusia". 3. Prestasi belajar sebagai bahan ...
Pelajari metode/model pembelajaran problem solving dari pengertian, langkah, tujuan&kelebihan menurut para ahli (buku referensi terlampir) Close . Donasi; Search for ... terdapat berbagai turunan dari model ini, misalnya model pembelajaran creative problem solving . Menurut Murray, Hanlie, et al. (dalam Huda, 2015, hlm. 273) model pembelajaran ...
menunjukkan bahwa model pembelajaran CPS dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, creative problem solving PENDAHULUAN Salah satu tujuan mata pelajaran kimia dalam sistem pendidikan di Indonesia adalah menumbuh kembangkan sikap kreativitas siswa.
Pengembangan model pembelajaran creative problem solving terintegrasi ... ahli materi dan ahli teknologi pembelajaran berturut turut 79,4; 79,9; dan 80,8. ... 2007). Huda (2014, p. 236) mengemukakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem Solving yaitu (1). Objective Finding, yaitu siswa dibagi ke dalam
MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA ... Menurut Siswandi, Abadi, & Negara (2014) ... langkah-langkah m odel ...
Pembelajaran dengan model Creative Problem Solving ini memberikan kesempatan kepada guru untuk memotivasi, mendorong dan mengoptimalkan perkembangan pengetahuan satu sama lain siswa, dan untuk ...
Creative Problem Solving (CPS) lebih menekankan pada pentingnya penemuan berbagai alternative ide dan gagasan, untuk mencari berbagai macam kemungkinan cara/tindakan yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan. Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pengajaran pada sebuah keterampilan (Pepkin, 2004: 1).
masalah. Dalam penerapan model pembelajaran creative problem solving, peran pendidik lebih banyak menempatkan diri sebagai fasilitator, motivator, dan dinamisator belajar, baik secara individu maupun kelompok. Menurut Huda (2014:298) sintak proses model pembelajaran creative problem solving adalah (1).
(CPS), adapun langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah sebagai berikut : 1) Tahap Klarifikasi Masalah 2) Tahap Pengungkap Gagasan 3) Tahap Evaluasi dan Seleksi 4) Tahap Implementasi . Dengan adanya perlakuan model Creative Problem Solving (CPS) diharapkan indikator-indikator pemahaman konsep siswa dapat meningkat ...
Menurut Uno (2014, hlm. 134) problem solving adalah kemampuan untuk menggunakan proses berpikir dalam memecahkan masalah dengan mengumpulkan fakta, menganalisis informasi, penyusunan alternatif solusi, serta memilih solusi masalah yang lebih efektif. Artinya problem solving merupakan pencarian solusi melalui proses berpikir yang sistematis.
Pada penerapan Metode Problem Solving terdapat beberapa aktivitas yang ada pada metode pembelajaran yang lain, meliputi diskusi, kerja kelompok, dan tanya jawab. Berikut langkah-langkah Metode Problem Solving menurut J.Dewey dalam bukunya W.Gulo (2002:115) yaitu : Table 1. Tahap - Tahap Metode Problem Solving menurut J.Dewey
Model pembelajaran ini lebih memusatkan kegiatan pada murid, namun disertai dengan bimbingan dari para guru. Dengan model pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat mengaplisakannya dalam situasi-situasi problematic dalam kehidupannya sehari-hari. Menurut Suryosubroto Pembelajaran Creative Problem Solving memiliki karakteristik sebagai berikut:
bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan ketrampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan ketrampilan. Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan dapat menimbulkan minat sekaligus kreativitas dan motivasi siswa dalam
Tahukah Anda langkah-langkah model pembelajaran problem solving yang telah disepakati oleh para ahli? Temukan jawabannya di artikel ini! Dalam artikel ini, kami akan membahas metode-metode yang efektif untuk memecahkan masalah, berdasarkan pendapat ahli di bidang pendidikan. Mulai dari mengidentifikasi masalah hingga mengevaluasi solusi, kami akan memandu Anda melalui langkah-langkah praktis ...
Menurut Osborn dalam Huda (2014, hlm. 298) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran creative problem solving (CPS) (Yuliyati & Lestari, 2019, hlm. 34) sebagai berikut: 1). Objective Finding Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok. Siswa mendiskusikan situasi permasalahan yang diajukan guru dan membrainstroming sejumlah tujuan
Creative Problem Solving (CPS) merupakan pendekatan yang digunakan untuk mengatasi masalah secara inovatif dan kreatif. Metode ini melibatkan langkah-langkah sistematik yang membuka pikiran kita untuk berpikir di luar kotak dan menemukan solusi yang tak terduga. Langkah pertama dalam metode CPS adalah mengidentifikasi masalah dengan jelas.
ABSTR AK. Pemecahan masalah ( problem solving) merupakan bagian dari ketrampilan atau kecakapan intelektual. yang dinilai sebagai hasil belajar yang penting dan signifikan dalam proses pendidikan ...
Dalam dunia matematika, George Pólya, seorang matematikawan terkenal, telah mengembangkan model pembelajaran problem solving yang terdiri dari empat langkah. Langkah pertama adalah memahami masalah, dimana siswa harus dapat mengidentifikasi masalah dengan jelas. Langkah kedua adalah merencanakan solusi, dimana siswa harus membuat rencana ...
Model Pembelajaran Creative Problem Solving. Menurut Miftahul Huda pendekatan CPS mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Kelebihan-kelebihan dari pendekatan CPS ini adalah sebagai berikut: Pendekatan CPS ini lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk memahami konsep-konsep dengan cara menyelesaikan suatu permasalahan. Pendekatan CPS dapat ...
Agar lebih paham tentang artinya, inilah penjelasan singkat model pembelajaran problem solving: Definisi Problem Solving Menurut Para Ahli. Para ahli sendiri juga mengemukakan tentang apa sebetulnya problem solving tersebut. Agar Anda tidak kebingungan, pahami terlebih dahulu bagaimana definisi dari metode pembelajaran ini. 1. Menurut Purwanto
Kekurangan Model Pembelajaran Menurut Para Ahli. 1. Memerlukan waktu yang lebih lama. 2. Membutuhkan keterampilan dan pengetahuan guru yang lebih mendalam. 3. Memerlukan sumber daya dan fasilitas yang memadai. 4. Tidak semua siswa cocok dengan model pembelajaran tertentu.